Senin, 05 Oktober 2015
Produk kerajinan tekstil secara umum terdiri atas material tekstil, warna, dan aksesori yang digunakan
pada kerajinan tekstil. Jenis tekstil
dilihat dari asal usul bahan baku terdiri atas tekstil yang terbuat dari serat alam dan tekstil yang terbuat dari serat buatan (sintetis), serta semi sintetis
(bahan alam yang diproses secara sintetis). Pewarna yang digunakan untuk pewarna tekstil juga ada yang berasal dari bahan alam dan
sintetis. Pada kerajinan tekstil, kadang
kala digunakan aksesori seperti kancing, manik-manik, ritsleting, dan lain-lain. Aksesori tersebut ada yang berbahan sintetis
seperti plastik ada pula berbahan
alami seperti kancing
batok kelapa atau manik-manik dari batu.
Ragam hias adalah bentuk dasar hiasan yang biasanya akan menjadi pola yang
diulang-ulang dalam suatu karya kerajinan atau seni. Karya ini dapat berupa
tenunan, tulisan pada kain (misalnya batik), songket, ukiran, atau pahatan pada
kayu/batu. Ragam hias dapat distilisasi (stilir) sehingga bentuknya bervariasi.
a). Ragam Hias Murni, adalah ragam hais yang hanya berfungsi untuk
memberi nilai tambahan estetika pada benda tersebuut dan tidak berhunungan
dengan nilai fungsi benda tersebut.
b). Ragam Hias Simbolis, adalah ragam hias yang selain berfungsi memperindah juga memiliki makna tertentu yang bersumber dari adat istiadat, agam maupun sistem sosial, yang harus ditaati normanya untuk menghindari salah pengerian bagi pengguna ragam hias tersebut. Contoh : kaligrafi, ragam hias pohon hayat, ragam hias burung phoenix, ragam hias swastika, dan sebagainya.
b). Ragam Hias Simbolis, adalah ragam hias yang selain berfungsi memperindah juga memiliki makna tertentu yang bersumber dari adat istiadat, agam maupun sistem sosial, yang harus ditaati normanya untuk menghindari salah pengerian bagi pengguna ragam hias tersebut. Contoh : kaligrafi, ragam hias pohon hayat, ragam hias burung phoenix, ragam hias swastika, dan sebagainya.
Serat
Serat alam yang digunakan untuk tekstil terdiri atas serat yang berasal dari tumbuhan di antaranya kapas,
batang rami, nanas, batang pisang. Serat alami yang berasal
dari hewan seperti wol dari bulu biri-biri dan sutra dari kepom-
pong ulat sutra. Serat alami lainnya
adalah serat dari logam seperti benang emas dan perak yang digunakan pada tenun Songket dan Tapis. Serat organik pada umumnya lebih mudah menyerap keringat, lebih terasa sejuk pada tubuh (tidak panas), namun mudah kusut sehingga memerlukan
penyetrikaan panas, dan rentan terhadap jamur. Tekstil
dengan bahan organik dapat rusak jika direndam pada deterjen
selama lebih dari 2 jam.
Serat bahan sintetis berasal
dari polyester (serupa
dengan plastik), yaitu nilon, acrilyc, spandex,
dan lain-lainnya. Serat sintetis memiliki
elastisitas yang baik sehingga tidak mudah kusut dan tidak memerlukan penyetrikaan panas, namun daya serapnya
rendah sehingga kurang nyaman dan kurang terasa sejuk pada tubuh. Tekstil dari serat sintetis
tahan terhadap bakteri dan jamur serta tahan terhadap pelarut organik dan kimia/dry cleaning.
Selain serat organik dan sintetis, terdapat juga serat semi sintetis dan serat campuran. Serat semi sintetis adalah
serat rayon yang terbuat dari polimer
dari bahan organik karena
tidak sepenuhnya organik dan namun
tidak sepenuhnya sintetis. Serat campuran, dibuat dari bahan
campuran organik dan sintetis, untuk mengurangi kelemahan dari sifat salah
satu bahan.
Pewarna
Perwarna tekstil terdiri atas zat pewarna alam dan zat pewarna sintetis. Zat pewarna alam berasal
dari tumbuhan atau hewan. Tekstil tradisional
Indonesia pada zaman dahulu menggunakan pewarna alam seperti daun pohon nila (indofera), kulit pohon soga tingi (Ceriops candolleana arn),
kayu tegeran (Cudraina
javanensis), kunyit (Curcuma), teh (tea), akar mengkudu
(Morinda citrifelia) yang menghasilkan warna merah, berasal dari Timur Tengah dan dibawa ke kepulauan
Indonesia melalui pedagang
India, kulit soga jambal (Pelthophorum ferruginum), kesumba
(Bixa orelana), daun jambu biji (Psidium guajava). Pewarna alami mudah diserap oleh tekstil dari bahan alami, terutama sutra, namun tidak oleh tekstil dengan bahan sintetis.
Zat pewarna sintetis adalah zat pewarna buatan yang dibuat dari ter arang baru bara atau minyak bumi. Zat warna sintetis lebih mudah diperoleh
di pasaran, memiliki keragaman warna lebih banyak, dan menyediakan warna terang. Zat warna sintetis dapat menghasilkan warna yang konsisten atau sama, dan mudah diserap oleh tekstil dengan serat alami maupun tekstil dengan serat sintetis. Kelemahan pewarna sintetis adalah
belum tentu aman untuk manusia dan alam.
Aksesoris
Aksesori ditambahkan
pada produk kerajinan tekstil
untuk memberikan fungsi
dan estetika. Seperti
halnya serat dan pewarna, aksesori kerajinan tekstil
juga dapat dibagi menjadi berbahan alami dan berbahan
sintetis. Pada tekstil
tradisional, aksesori dapat berupa manik-manik yang terbuat dari batu, dari kerang, atau gigi hewan. Pada kerajinan tekstil modern, penggunaan aksesori
lebih beragam seperti kancing, gesper, ritsleting, velco, dakron atau busa pelapis dan lain-lain. Bahan aksesori modern dapat terbuat dari batu, batok kelapa,
kerang, logam, maupun plastik.