Selasa, 24 Mei 2016
Waktu mulai bekerja (start-up) yang lebih cepat. Hal ini berdampak pada
akses data yang lebih tinggi, keterlambatan/ penundaan membaca data
(latency) yang lebih rendah dan waktu pencarian data (seek time) yang
jauh lebih cepat.
akses data yang lebih tinggi, keterlambatan/ penundaan membaca data
(latency) yang lebih rendah dan waktu pencarian data (seek time) yang
jauh lebih cepat.
Tidak menghasilkan suara/ dengung (noise) mengingat tidak adanya
komponen yang bergerak.
Lebih hemat daya listrik, meskipun untuk SSD berbasis DRAM masih
diperlukan catu daya yang cukup tinggi, namun jika dibandingkan dengan
hard-disk konvensional masih jauh lebih hemat energi.
Dengan kapasitas penyimpanan yang sama, SSD memiliki bobot yang
lebih ringan dan ukuran fisik yang lebih ramping jika dibandingkan dengan
hard-disk biasa (khususnya saat ini hingga ukuran penyimpanan 256 GB)
sehingga lebih portable untuk notebook dan mobile external storage.
Karena dapat menyimpan data meskipun catu daya tidak ada, kelak
teknologi SSD ini jika digabungkan dengan teknologi Memristor (Memory
Transistor) membuka kemungkinan tercapainya pembuatan sebuah
komputer yang dapat dihidup-matikan layaknya sebuah televisi, sehingga
istilah start-up, shut down, hang, blue screen dan sejenisnya hanya
menjadi catatan sejarah untuk anak cucu kita.